Filosofi Salam Tempel di Hari Raya Idul Fitri dan Nasibnya Kini di Tengah Pandemi
KANGIZZA - Tidak terasa sebentar lagi bulan Ramadhan akan segera usai. Gaji bulanan sama THR gimana kabarnya? Sudah sampai mana? Lalu akankah kamu bakal bagi-bagi salam tempel kepada keponakan, saudara dan anak-anak kecil di Hari Raya Idul Fitri tahun ini?
Hari Raya Idul Fitri memang menjadi salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu oleh semua umat Islam. Selain menjadi momen kemenangan bagi orang yang berpuasa atau sebagian orang yang berpura-pura puasa selama satu bulan lamanya, hari lebaran juga menjadi salah satu momen untuk bersilaturahmi ke rumah tetangga, saudara, atau ke rumah calon mertua.
Pada momen hari kemenangan ini pula − terdapat sebuah tradisi masyarakat Indonesia untuk membagi-bagikan amplop yang di dalamnya berisi uang, tradisi ini oleh masyarakat kita biasa disebut salam tempel.
Salam tempel ini biasanya diberikan oleh para orang tua, tetangga, kerabat dekat yang sudah menikah atau yang sudah bekerja − kepada anak-anak atau remaja yang masih belum bekerja.
Nominal uang yang diberikan juga bisa bervariasi − tergantung faktor kedekatan dan usia. Untuk anak kecil tentunya diberikan uang dengan jumlah yang kecil, sementara yang lebih besar juga berhak mendapatkan uang yang lebih besar pula.
Kenapa kok bisa beda? Hal ini tidak terlepas dari rasa tanggung jawab, dimana mereka yang masih anak-anak belum bisa bertanggungjawab dengan uang yang diterimanya. Selain itu juga biasanya anak-anak belum mengenal nominal uang, yang mereka tahu hanya jumlah lembaran yang diterima. Dikasih dua lembar uang 2000-an saja juga sudah senang.
Filosofi Salam Tempel di Hari Raya Idul Fitri
Mungkin ada diantara kalian yang bertanya-tanya sebenarnya apa sih tujuannya?. Cuma menghambur-hamburkan uang saja. Kita yang susah-susah cari uang, mereka yang bersenang-senang.
Eits .... tunggu dulu, kamu jangan salah menafsirkan. Salam tempel di Hari Raya Idul Fitri ternyata juga ada artinya lho. Ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dan juga bisa kita ajarkan kepada anak-anak. Berikut penjelasannya.
1. Mengajarkan Anak untuk Saling Berbagi
Seperti yang kita tahu − bahwa di dalam rezeki yang kita peroleh terdapat juga rezeki orang lain yang dititipkan oleh Allah melalui kita. Oleh sebab itu, di Hari Raya Idul Fitri kita diajarkan agar saling berbagi kepada sesama.
Saat lebaran kita juga bisa mengajarkan kepada anak tentang sebuah arti kedermawanan, keikhlasan berbagi dan juga rasa saling berempati.
2. Mengajarkan Anak Tidak Bermental Pengemis
Meskipun memberi salam tempel sudah menjadi tradisi di waktu Hari Raya Idul Fitri, namun alangkah baiknya kita mengajarkan kepada anak untuk tidak pernah meminta ketika tidak diberi, dan memberikan ucapan terimakasih ketika diberi.
Karena kita tidak pernah tau bagaimana kondisi ekonomi masing-masing orang, apalagi sekarang ini kita masih ada dalam masa pandemi, ya kan?
3. Mengajarkan Anak untuk Menabung
Tradisi salam tempel memang sangat membuat senang para anak-anak, hal itu terlihat jelas dari raut wajah mereka yang berseri-seri. Biasanya setelah menerima amplop salam tempel mereka langsung meloncat kegirangan, kemudian lari keluar rumah, agar kebahagiaannya tidak direnggut oleh orang tuanya.
Sebagai orang tua kita bisa mengajarkan kepada anak akan pentingnya menabung, agar uang yang dia terima − baik itu banyak atau sedikit − tidak langsung dihabiskan dalam satu waktu.
Nasib Salam Tempel di Tengah Pandemi
Tradisi keluarga salam tempel memang paling ditunggu-tunggu. Sayangnya, tahun ini sebagian masyarakat Indonesia belum bisa silaturahmi bertemu dengan kerabat dekat dan juga sanak saudara di luar kota, Hal ini karena pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan tentang larangan mudik.
Sedikit informasi bahwa aturan terkait larangan mudik tertuang di dalam Surat Edaran Kepala Satgas Penanganan COVID-19 No. 13 Tahun 2021 tentang peniadaan Mudik pada Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah.
Peraturan tersebut bakal berlaku mulai dari tanggal 06 Mei sampai dengan 17 Mei 2021. Selama periode tersebut seluruh masyarakat dilarang untuk bepergian dengan transportasi apapun.
Oleh sebab itu, sebagai warga negara Indonesia yang baik dan bijak, kita sudah sepatutnya harus mematuhi aturan yang sudah dibuat oleh pemerintah. Ya meskipun hati ini berat rasanya tapi apalah daya, hal ini juga demi saling menjaga keluarga dari virus Corona.
Meskipun tidak bisa mudik dan bertemu keluarga, namun kamu masih bisa untuk memberikan salam tempel sebagai wujud tanda kasih sayang dan perhatianmu. Untuk menyiasatinya, kamu bisa memilih menggunakan dompet digital yang bisa dijadikan sebagai alternatif untuk memberikan salam tempel.
Di era yang serba digital seperti sekarang ini, tentu kamu tidak terlalu sulit untuk memilih dompet digital yang kamu gunakan sebagai perantara salam tempel. Ada berbagai macam pilihan dompet digital seperti Linkaja, Gopay, Dana, ShopeePay dan masih banyak lagi yang lainnya.
Alternatif lain untuk perantara salam tempel selain dompet digital juga ada yang jelas pasti ini bakalan disukai banget oleh anak-anak yaitu Top Up Voucher Game. Kalau ini sih admin juga mau, lumayan buat beli Diamond Mobile Legend.
Ya meskipun itu terkesan sedikit kurang mendidik sih, tapi untuk setahun sekali rasanya tidak apa-apa lah ya, yang penting anak-anak senang. Toh sekarang bermain game juga tidak bisa dianggap remeh karena beberapa orang juga bisa mendapatkan penghasilan yang lumayan dengan hanya bermain game.
Zaman dulu ketika anak main PS berjam-jam sampai lupa waktu − bisa-bisa sampai di rumah langsung disambut dengan sapu yang melayang atau cewolan yang menarget paha si anak. Tapi kalau zaman sekarang, bisa jadi himbauan orang tua semacam ini, “Belajar matematika mulu, sana Rank Mobile Legend-nya dinaikin!!. Ngerjain PR mulu, dah sana Free Fire-nya dimainin!!. Gas!!”.
Muehehe .... maaf ... intermezo.
Nah, Itulah sedikit informasi tentang filosofi salam tempel di Hari Raya Idul Fitri dan nasibnya kini ditengah pandemi, semoga bermanfaat.
Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan karena di masa seperti ini rumah dan keluarga adalah hal yang terpenting. Kita harus saling menjaga dan men-support satu sama lain.
Percayalah semua yang ditakdirkan oleh Allah pasti akan ada hikmahnya, tak terkecuali virus Corona ini. Dengan adanya pandemi ini, kita jadi memahami arti dari sebuah kerinduan dan betapa berharganya sebuah pertemuan.