Tips Membangkitkan Mood Menulis untuk Blogger Pemula
KANGIZZA – Halo gaes, gimana kabarnya?. Semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan rezeki melimpah serta yang berkah tentunya.
Seperti kalian ketahui, blog ini sudah lama tidak ada postingan sama sekali. Hampir dua bulan saya tidak posting artikel lagi. Dan saya yakin ndak ada yang menanti, soalnya yang baca juga jarang. Wakakakakak. Tapi saya sampaikan terimakasih banyak jika suatu saat kalian ada yang membaca artikel ini.
Pada kesempatan kali ini, artikel saya beri judul tips membangkitkan mood menulis untuk blogger pemula. Kenapa saya beri judul demikian?. Hal ini dikarenakan sesuai dengan kondisi yang saya alami sekarang, mood menulis seakan tidak ada sama sekali.
Satu bulan lebih nggak posting artikel sebab kebetulan saya sendiri barusan menikah, jadi memang kemarin-kemarin banyak waktu yang tersita buat menyiapkan segala sesuatunya biar pernikahan berjalan lancar.
Dan ya ini konsekuensi yang saya pilih, blog ini penuh dengan “sarang laba-laba”. Mungkin kalian yang juga blogger pemula pernah mengalaminya. Karena suatu hal, sampai-sampai membuat mood menulis hilang dan susah untuk dikembalikan.
Faktor Penyebab Blogger Pemula Kehilangan Mood Menulis
1. Aktifitas Offline Terlalu Padat
Alasan klasik ini seringkali menjadi penghalang produktifitas kita dalam berkarya di dunia maya, tidak hanya soal menulis blog, seorang Youtuber juga sering mengalaminya.
Kalau udah terlanjur larut dalam aktifitas di dunia nyata, ntah itu karena tuntutan pekerjaan, karir atau faktor lainnya, berorganisasi misalnya – ketika waktu luang menulis itu sudah kembali, seringkali kita kehilangan ritme untuk memulainya lagi.
Yaa terkecuali bagi yang sudah pro, padatnya kegiatan di dunia nyata justru bisa menjadi inspirasi sekaligus bahan mereka dalam menulis.
2. Malas Baca
Teringat ungkapan di masa SD dulu, "membaca adalah jendela dunia", blogger pemula tidak bisa menafikkan keharusan ini agar terus mendapatkan penyegaran informasi.
Ingin hati setiap hari isi blog selalu update, tetapi kitanya malas-malasan membaca, ya kontra-produktif namanya. Mau dapat ide tulisan dari mana kalo kitanya malas Baca? termasuk kelakuan saya sih, haha. Wal hasil tulisannya ya ngalor ngidul nggak jelas.
Tapi ya memang kondisi ini adalah sebuah fakta, bahwa minat baca di Indonesia bisa dikatakan masih tergolong rendah. Maka disinilah peran penting para blogger yang konsisten ngonten berupa karya tulis sampai saat ini.
Dengan seringnya seorang blogger ngonten, setidaknya produk karya dia pasti berangkat dari ide yang didapat dari membaca. Artinya para blogger secara tidak langsung memiliki sumbangsih dalam meningkatkan minat baca masyarakat di Indonesia.
3. Minim Ide, Bingung Mau Nulis Apa
Faktor ketiga ini berkaitan dengan faktor kedua. Kekosongan ide dalam pikiran para blogger bisa jadi disebabkan karena sebab malas baca itu tadi.
Pasalnya keluasan ide yang dimiliki sangat ditentukan seberapa banyak update informasi yang didapat. Sebenarnya kalau kita bisa berfikiran lebih luas, yang namanya membaca itu tidak harus membaca kumpulan buku yang bertumpuk-tumpuk, atau melulu bergumul dengan artikel yang muluk-muluk dengan bahasa ilmiah.
Ide yang kita orientasikan untuk membuat karya tulis bisa dibangkitkan dengan membaca alam, situasi dan semacamnya, yang kalau di istilah ilmiahnya konteks. Diatas tadi membaca teks, nah sekarang membaca konteks. Caranya bagaimana?. Di bawah nanti akan kita bahas lebih lanjut dalam pembahasan tipsnya.
4. Terlalu Fokus Dengan Tulisan Orang Lain
Memiliki tulisan yang keren dan memiliki nilai lebih buat pembacanya adalah harapan para blogger. Namun, untuk menghasilkan tulisan yang demikian tentunya butuh proses panjang.
Adakalanya ketika kita membaca tulisan para mastah dalam hati bisa mbatin, ‘kok bisa ya tulisannya bagus gini, enak dibaca, mudah dipahami’ dan setelah itu membaca tulisan sendiri, ‘lah kok gak enak dibaca gini, susunan kalimatnya molak-malek gini, kemarin gimana sih aku buatnya kok kek gini jadinya’, yang akhirnya bisa membuat ada rasa minder buat ngepost tulisan kita ke publik.
Selalu menilai tulisan orang lebih baik dari pada tulisan sendiri adalah sikap yang bisa menghambat produktifitas kita dalam menulis. Terlalu fokus dengan tulisan orang lain justru semakin membuat sikap insecure dalam diri, yang pada gilirannya mood menulis akan semakin luntur dan kita nggak akan nulis-nulis lagi.
5. Ambisi Cuan
Menjadi conten writer di dunia maya sampai kemudian bisa menghasilkan cuan, bukanlah perkara mudah. Kita harus sepakat soal ini. Nggak ada kan ceritanya sebulan jadi conten writer, tiba-tiba udah bisa masang iklan Adsense, sebulan kemudian udah gajian.Yaa karena emang butuh proses sangat puanjang dan perlu komitmen seserius mungkin untuk menggapainya.
Tidak sedikit para blogger pemula yang terjebak soal ini karena kurang tepat dalam menetapkan fokus dan orientasi. Sehingga tidak jarang dari perjalanan mereka mandheg di tengah jalan setelah tahu bahwa cuan yang diharap-harapkan nggak kunjung datang.
Coba saja kalian konsultasi ke para mastah yang sukses menghasilkan 7-8 juta setiap bulannya dari adsense blog, kebanyakan mereka akan titip pesan ke kalian untuk tidak berfikir tentang cuan terlebih dulu, agar tidak kechelek. Kalau sudah merasa begitu, yakin deh, pasti mood kamu menulis akan drop dan sangat susah untuk memulainya sampai dapat hidayah dengan spirit baru di kemudian hari.
Bangkitkan Mood Menulis dengan “Menulis untuk Katarsis”
Beberapa waktu yang lalu saya menemukan semacam poster di timeline twitter dari akun BloggerHUB, dalam poster tersebut memuat ringkasan tulisan dari seorang blogger perempuan bernama Triani Retno, yang setelah saya telusuri ternyata ia juga berprofesi sebagai penulis.
Triani mengenalkan konsep “Menulis untuk Katarsis”, yakni konsep menulis yang ditujukan untuk :
- Menyalurkan emosi negatif
- Menurunkan stress
- Berdamai dengan kesedihan
- Mengurangi beban pikiran
- Terapi jiwa
- Mengobati luka hati.
Apa itu “Menulis untuk Katarsis”?
Pasti kalian fokus pada term katarsis saat pertama kali membacanya, baik saya akan menjelaskannya. Menurut bahasa, katarsis berasal dari bahasa Yunani katharsis yang berarti pemurnian atau pembersihan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terdapat beberapa arti mengenai katarsis. Pertama, ialah penyucian diri yang membawa pembaruan rohani dan pelepasan dari ketegangan.
Kedua cara pengobatan orang yang berpenyakit saraf dengan membiarkannya menuangkan segala isi hatinya dengan bebas dan ketiga kelegaan emosional setelah mengalami ketegangan dan pertikaian batin akibat suatu lakuan dramatis.
Dari sini dapat kita gambarkan bahwa katarsis merupakan suatu upaya untuk meluapkan emosi secara positif agar seseorang dapat merasa lebih lega dan dapat menjalani aktifitas sehari-sehari dengan perasaan lebih tenang.
Jadi, “Menulis untuk Katarsis” ini bisa dimaknai bahwa kita menulis bukan dalam tujuan atau adanya alasan yang membebani, misalkan menulis revisian skripsi karena dikejar-kejar sama dosen atau menulis karena mau buat proposal kegiatan. Tetapi kita menulis murni untuk penyucian diri, tanpa ada tendensi yang mengembel-embeli.
Banyak literatur kesehatan yang membuktikan bahwa menulis dapat memberikan dampak positif secara klinis. Beberapa manfaat menulis diantaranya telah saya tuliskan di atas sebagaimana konsep “Menulis untuk Katarsis” dari Mbak Triani.
Tips Menulis untuk Katarsis
Sebenarnya tidak ada tips khusus dalam konsep menulis ini. Karena pada dasarnya tidak ada yang harus dipenuhi dalam tulisan yang nantinya dihasilkan. Pasalnya, kalau terdapat “syarat rukun”nya justru nantinya tidak lagi penyucian atau penyegaran diri dong, jadinya ya nulis karena ngerjain tugas.
So konsep menulis untuk penyucian diri adalah menulis tanpa tendensi, menulis tanpa beban, menulis hal-hal yang disukai, dah gitu aja, mudah kan. Misalnya lagi galau, dari pada curhat-curhat di stori WhatsApp mending luapin aja yang kamu rasakan dalam bentuk artikel, lalu posting di blog pribadimu
Barangkali kamu suka traveling, sering pergi ke tempat-tempat wisata keren, atau kamu suka kulineran, coba saja ungkapkan pengalamanmu itu dalam bentuk tulisan. Soal bagaimana kualitas tulisannya nanti, nggak usah difikirkan, intinya kamu tulis saja sesuka hatimu.
Mengutip Mbak Triani, menulis katarsis adalah free writing atau menulis bebas. “Menulislah sesuka hati, menulis yang bisa mengobati. Menulis yang diinginkan, tapi peduli kata kunci, tanpa minimal panjang tulisan, tanpa tujuan SEO dan page one".
Sebagai penutup, Yok nulis gaes!!