Mars Pagar Nusa, Pendekar Santri Wajib Hafal
Pagar Nusa dalam struktur kelembagaan NU memiliki posisi sama seperti IPNU-IPPNU, Ansor, Fatayat dan Muslimat, yakni sebagai Badan Otonom. Sebagaimana banom NU lainnya, organisasi pencak silat ini juga memiliki lagu kebanggaan, Mars Pagar Nusa.
Pencak silat menjadi salah satu identitas yang melekat pada negara Indonesia. Pagar Nusa sebagai salah satu lembaga/organisasi pencak silat yang memiliki misi untuk melestarikan seni bela diri asli Nusantara sebagai warisan budaya milik bangsa, terus menggeliatkan kaderisasi untuk mencetak banyak pendekar dengan gen NKRI.
Mekanisme organisasi dan seperangkat aturan serta produk hukum organisasi, termasuk pengelolan administrasi Pagar Nusa, menjadi acuan bagi seluruh jajaran pengurus dan anggota untuk menjalankan kelembagaan secara profesional.
Dalam peraturan organisasi jelas tercantum aturan-aturan secara mendetail yang harus dipahami oleh seluruh anggota Pagar Nusa, termasuk di dalamnya terdapat Mars Pagar Nusa. Tidak hanya sebagai formalitas belaka, lirik Mars Pagar tersirat pesan mendalam tentang arah perjuangan pendekar santri Nahdlatul Ulama.
Hafal dan tidaknya seorang pendekar santri pada Mars Pagar Nusa, menjadi tolak ukur seberapa jauh pemahaman seorang kader terhadap jati diri sebagai benteng terakhir Nahdlatul ulama dan pengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk menjadi pendekar yang diharapkan oleh para Ulama, konsekuensi logis bagi seluruh pendekar Pagar Nusa untuk patuh dan taat terhadap segala macam produk hukum organisasi, salah satunya menghafal Mars Pagar Nusa. Tidak hanya berhenti di situ saja, Mars Pagar Nusa sekaligus menjadi himmah dalam mengamalkan ajaran para ulama dan salafusshalih.
Berawal dari banyaknya perguruan silat yang dikelola secara sporadis di tengah masyarakat Indonesia oleh para kyai dan sesepuh NU, Gus Dur pada saat menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah PBNU bersama para pendekar lainnya berinisiatif membuat wadah untuk menyatukan seluruh perguruan silat berkultur NU di bawah naungan PBNU.
Maka, pada tahun 1986 lahir sebuah organisasi pencak silat NU dengan nama Pagar Nusa. Penamaan organisasi berakronim dengan misi besar yang diemban yakni sebagai pagarnya NU dan Bangsa. Agus Maksum Jauhari (Gus Maksum) ditunjuk sebagai Ketua Umum Pagar Nusa pertama di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.
Mars Pagar Nusa
Dibawah ini merupakan lirik Mars Pagar Nusa yang wajib dihafalkan oleh pendekar santri Nahdlatul Ulama dimanapun berada.
Pagar Nusa Benteng Ulama
Lahir dari Nahdlatul Ulama
Untuk agama bangsa dan negara
Budi pekerti jiwa yang suci
Menjunjung tinggi nilai suku bangsa
Berpegang teguh pada keyakinan Islam
Kami adalah pelindung bangsa
Laa gholiba illa billah
Kami adalah kesatria
Laa gholiba illa billah
Tiada yang dapat mengalahkan
Laa gholiba illa billah
Kecuali pertolongan dari Allah
Tugas dan Tanggungjawab Santri Pagar Nusa
Tidak salah organisasi pencak NU ini dinamakan Pagar Nusa. Selaras dengan apa yang pernah disampaikan Gus Dur dalam suatu kesempatan, di kala terjadi gonjang-ganjing yang mengancam eksistensi Nahdlatul Ulama dan Negara Kesatuan Republik Indonesia − dan seandainya seluruh lapisan pertahanan sudah jebol, maka pada saat itulah seluruh santri Pagar Nusa Turun ke gelanggang pertempuran.
Pagar Nusa bukanlah organisasi pencak silat tanpa arah, ia memiliki riwayat dan sejarah panjang dalam proses kelahirannya. Ia memiliki sanad keilmuan dan himmah perjuangan yang menyambung dengan jejak perjuangan para ulama dan kyai Nusantara.
Bagaimanapun ceritanya, pencak silat akan menjadi entitas yang relevan di setiap zaman dengan frekuensi beragam. Di masa perjuangan melawan penjajah, pencak silat adalah bekal perlawanan.
Pada masa akhir era orde baru dimana santer terjadi penculikan para kyai − Pagar Nusa disiagakan penuh untuk menjaga para Ulama dan Kyai agar tidak menjadi korban. Di masa sekarang, maka tanggung jawab Pagar Nusa harus mengisinya dengan kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat untuk masyarakat.
Semakin banyak pendekar santri Pagar Nusa di sebuah wilayah, maka ketertiban dan keamanan masyarakat terjamin. Kebijaksanaan dalam bersikap menjadi ciri khasnya, salah satunya memandang perguruan di luar Pagar Nusa tidak sebagai musuh, melainkan sebagai mitra untuk bersama menjaga agar lingkungan semakin aman dan nyaman.
Pelestarian budaya dan seni pencak silat sebagaimana menjadi salah satu misi Pagar Nusa bukannya tanpa alasan. Hal ini merupakan investasi jangka panjang bagi keberadaan NU dan Negara dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan.
Salam.