Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Permadi Arya Alias Abu Janda Hina Retno Marsudi, Ini Deretan Prestasi Retno Sebagai Menteri Luar Negeri

Seperti diketahui, Permadi Arya, atau yang lebih dikenal Abu Janda, terlihat senang dengan keputusan Retno Marsudi tidak dipilih oleh Prabowo Subianto, Presiden terpilih, sebagai Menteri Luar Negeri dalam kabinet mendatang.

Ungkapan ini terlihat dari unggahan akun Instagram pribadi Abu Janda, @permadiaktivis2, yang menilai Retno kurang fokus bekerja untuk kepentingan bangsa sendiri.

Permadi Arya Alias Abu Janda Hina Retno Marsudi, Ini Deretan Prestasi Retno Sebagai Menteri Luar Negeri

“Sudah fixed bu Retno Marsudi tidak jadi Menlu di kabinet pak Prabowo,” kata Permadi.

“Bagus deh, ngga usah dipake lagi Menlu yang terlalu sibuk urusin bangsa lain,” sambungnya.

Terlepas dari ungkapan Abu Janda yang memang tidak mendasar, dan publik sendiri banyak yang menyangsikan sumbangsihnya untuk negara ini, Retno Marsudi yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada masa pemerintah Jokowi memiliki segudang prestasi. Apa saja?

Deretan Prestasi Menlu Reno Marsudi

1. Menteri Luar Negeri perempuan pertama Indonesia

Retno menjabat sebagai Menlu selama 2 periode kepemimpinan Joko Widodo, tepatnya sejak 27 Oktober 2014. Jabatan yang diduduki Retno menjadikanya sebagai Menlu perempuan pertama di Indonesia.

Ia menyelesaikan pendidikan S1 Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1985. Selanjutnya gelar Master Hukum Uni Eropa ia tempuh di Haagse Hogeschool, Belanda. Pengalaman menjadi Diplomat dalam Kemenlu pada 1997 menjadi awal karir Retno.

Selama periode 2005-2008, Retno dipercaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk Norwegia. Pada tahun 2011 hingga 2015 ia kemudian kembali ditugaskan menjadi duta besar Indonesia untuk Belanda.

2. Agen perubahan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan PBB

Pada tahun 2017, UN Woman dan Parterhip Global Forum (PGF) memberikan penghargaan kepada Retno Marsudi sebagai agen perubahan di bidang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan.

PGF merupakan lembaga non profit yang bertujuan mengembangkan kemitraan inovatif bagi pembangunan, sedangkan UN Women adalah lembaga PBB yang bertugas memajukan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Pada saat jauman makan siang di tengah kegiatan Sidang Majelis Umum PBB ke-72 di Mabes PBB, New York, AS, Retno menerima langsung penghargaan tersebut dari Asisten Sekjend PBB sekaligus Deputi Direktur Eksekutif UN Women, Lakshmi Puri.

3. Juru Perdamaian Organisasi Kerjasama Islam

Karena kemampuan Retno dalam bidang diplomasi Internasional, ia dipercaya oleh pemimpin-pemimpin negara yang tergabung dalam OKI sebagai salah satu juru perdamaian Palestina.

Informasi tersebut diumumkan Presiden Jokowi dalam Youtube Sekretariat Presiden tanggal 13 November 2023.

Perlu diketahui, OKI merupakan organisasi Internasional yang merupakan gabungan 57 negara. Bisa dikatakan, keanggotaan populasi dalam organisasi ini sama dengan 1/3 dari jumlah total populasi negara di seluruh dunia.

4. Penghargaan lainnya

Selain prestasi yang disebutkan sebelumnya, perempuan kelahiran 27 November 1962 itu memperoleh sederet penghargaan baik dalam maupun luar negeri selama menjabat sebagai Menlu di era Jokowi. Berikut diantaranya :

Dalam Negeri

  • Desember 2017, Penghargaan Perlindungan Buruh Migran dari Serikat Buruh Migran Indonesia.
  • Oktober 2018, Elle Style Awards 2018, kategori Outstanding Achievement.
  • November 2018, Penghargaan Tokoh Publik Terbaik dari iNews Indonesia Awards.
  • Desember 2018, “Anugerah Perhumas Indonesia Tahun 2018”, Penghargaan Hubungan Masyarakat untuk kategori pejabat pemerintah.
  • Desember 2018, Penghargaan Khusus untuk Pemimpinan Diplomasi Kemanusiaan dari PKPU Human Initiative.

Luar Negeri

  • Januari 2015, The Ridder Grootkruis di de Orde van Oranje-Nassau, Belanda.
  • Mei 2018, "El Sol del Peru" ("Matahari Peru"), Peru.
  • Maret 2020, Malalai Medal of Honor from President Ashraf Ghani of Afghanistan.

Sekali lagi, apa prestasi Abu Janda selain jadi Buzzer oportunis pengekor kekuasaan?